Dengan menghitung penggunaan listrik dan barang-barang elektronika yang berdampak pada emisi karbon akan menjadi salah satu peluang untuk mengurangi efek pemanasan global. Jejak karbon sendiri adalah total dari emisi karbondioksida yang terperangkap di bumi sehingga menyebabkan terjadinya pemanasan global. Oleh sebab itu dengan adanya pajak karbon diharapkan perilaku industri yang menghasilkan emisi karbon bisa dikendalikan. Penerapan pajak karbon setidaknya bisa menjadi salah satu cara untuk ikut menanggulangi pencemaran yang mengakibatkan perubahan iklim baik lokal maupun global. Pajak tersebut akan mulai berlaku pada tanggal 1 April 2022 Jejak karbon adalah istilah yang digunakan untuk mengukur jumlah gas rumah kaca, terutama karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4), yang dihasilkan oleh aktivitas manusia, baik langsung maupun tidak langsung. Kegiatan tersebut mencakup segala hal mulai dari konsumsi energi, transportasi, produksi makanan, sampai pengelolaan limbah. Penyebab jejak karbon adalah penggunaan kendaraan, listrik dan tersebut dapat digunakan untuk menghitung estimasi jejak karbon, setelah diketahui emisi jejak karbon setiap kelurahan, kemudian dilakukan pemetaan tingkat emisi karbon dioksida (CO2) agar penyebaran jejak karbon tersebut dapat terlihat mana wilayah yang menyumbang emisi karbon dioksida tertinggi, sedang, dan terendah. Hasil simulasi menunjukkan terdapat potensi penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp 51 trilyun hingga Rp 180 trilyun selama program penurunan emisi karbon berlangsung. Selanjutnya, setiap tahun Jadi masing-masing barang Anda memiliki jejak karbon sendiri, dan semuanya bersama-sama berkontribusi pada milik Anda. Bahkan makanan yang Anda makan pun menjadi faktor penentu jejak karbon Anda. Misalnya, daging sapi berasal dari sapi, yang menghasilkan metana, gas rumah kaca yang kuat, dalam saluran pencernaan mereka. WaKPxzG.

cara menghitung jejak karbon sendiri